Home / Uncategorized / Ketua DPD – KNTI Kota Batam Amrah Fahnani SH, Kritisi Rapat Nelayan Diprakarsai DKP Prov Kepri

Ketua DPD – KNTI Kota Batam Amrah Fahnani SH, Kritisi Rapat Nelayan Diprakarsai DKP Prov Kepri

 

MARITIMRAYA.Com, BATAM – Penyelenggaraan rapat yang diprakasai Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Selasa (12/10) yang dihadiri instansi perhubungan Laut/ darat, Badan Usaha Pelabuhan, Agen Pelayaran dan berbagai organisasi nelayan  diduga tidak transparan dan daftar undangan dimanipulasi .

Hal ini dikatakan Ketua  Dewan Pimpinan Daerah Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia ( DPD – KNTI) Kota Batam Amrah Fahnani  SH menyoroti daftar undangan dalam acara hajat hidup nelayan – nelayan menangkap ikan yang terganggu oleh posisi kapal  asing LayUp/parkir.diperairan Galang.

Persoalannya di daftar undangan tercantum nama KNTI Kota Batam namun tidak diundang., ” Daftar undangan kami terima setelah dua jam acara selesai ini perlu penjelasan”  Ujarnya 

Selain KNTI, ada  juga dua organisasi nelayan yang nasibnya sama dengan KNTI, yakni, PNTI dan  LKPI yang tidak disampaikan undangannya  ” Organisasi nelayan yang menerima undangan dalam pertemuan rapat hanya Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) ini ada apa” Tanya Amrah.

Amrah berharap Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri  merupakan  orang tua bagi nelayan – nelayan dan tentu terbuka bagi semua organisasi kenelayanan tanpa pilih kasih.

Dijelaskanya Selama ini DPD – KNTI Kota Batam aktip bersosialisasi  untuk  kesejahteraan nelayan tradisional dan kecil dan melaporkan semua kegiatan ke Pemko Batam, Dinas Perikanan Kota Batam, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri.” Dengan bersinergi  tentu kesejahteraan nelayan tradisional dan kecil akan terujud” Ujarnya.

Seperti diketahui Sebelumnya acara dilaksanakan di ruang rapat kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan di Batam guna menanggapi keluhan nelayan terhadap kapal – kapal asing LayUp  diperairan Galang Batam .

Ditenggarai posisi beberapa  Kapal  diluar titik koordinat berdekatan dengan nelayan menangkap ikan, tentu tidak nyaman, serta riskan bagi kapal tradisional** Am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *