Home / Uncategorized / Seminar Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji dihadiri 50 peserta dari Kalangan Guruh Sejarah, Pelaku Seni dan Pegiat Budaya di Gedung Lembaga Adat Melayu Batam Centre

Seminar Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji dihadiri 50 peserta dari Kalangan Guruh Sejarah, Pelaku Seni dan Pegiat Budaya di Gedung Lembaga Adat Melayu Batam Centre

BATAM, MARITIMRAYA.COM – (MARA), Sebanyak 50 peserta yang merupakan perwakilan Guru sejarah, pelaku seni, dan Pegiat budaya Kota Batam menghadiri seminar kajian koleksi Museum Batam Raja Ali Haji Batam Center yang diadakan di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam Centre pada Senin (21/7/2025)

Seminar diadakan oleh Unit Pelayanan Terpadu Dinas (UPTD) museum Batam Raja Ali Haji Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Batam yang diadakan rutin sebagai bagian dari edukasi kajian koleksi museum kepada masyarakat Batam

kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Drs. Ardiwinata membuka langsung acara seminar dengan diawali pantun yang merupakan ciri khas masyarakat melayu.

“kalau asap sudah mengepul, tentulah awan menjadi kelabu. Kalau pencinta museum sudah berkumpul, tentulah sejarah dan budaya melayu semakin maju.”
Yang bermakna sebuah harapan agar semakin maju dan berkembangnya museum dengan diadakannya kegiatan seminar ini.

Dilanjutkan kepala UPTD Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani,S.T., dalam sambutannya menyampaikan kegiatan seminar kajian koleksi museum Kota Batam rutin dilaksanakan sebagai sarana edukasi dan inpormasi.

Untuk seminar hari ini ditampilkan hanya 16 koleksi dari 83 Koleksi yang ada di Museum Batam Raja Ali Haji

“Seminar ini merupakan kegiatan rutin dari museum kami sebagai sarana edukasi kepada masyarakat mengenai makna dari koleksi Museum Batam Raja Ali Haji.” Ungkapnya.

Seminar dipandu oleh seorang moderator yakni Raja Zainudin dan lima orang narasumber yaitu

  1. Alimun penggiat Seni dan Budaya yang membahas Jong dan Kapal Malaka’s Welvaren
  2. Diansyah Penggiat Seni dan Budaya yang membahas Pahar, Semberip, Tepak Sirih, Belanga, dan Kaki Dian
  3. Raja Muhammad Zen Penggiat Sejarah dan Budaya yang membahas lilin sambang Kupi, Ketor, dan Embat-embat
  4. Raja Marsarah Praktisi Budaya Kota Batam yang membahas Tudung Manto, Baju Kurung Tulang Belut, dan Tekat
  5. Muhammad Zen Pelaku Budaya Kota Batam yang membahas Nasi Besar, Tanjak, dan Bangkeng.

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari ditutup dengan sesi tanya jawab yang oleh peserta seminar. Salah satu penanya yakni Susilawati yang memberikan jawaban kepada Diansyah.

“Saya ingin bertanya kepada bapak Diansyah mengenai semberip, apakah bahannya ada ketentuan perak dan kuningan seperti halnya tepak sirih?” Pertanyaan yang ditanyakan oleh Susilawati kepada Diansyah.

“Tidak ada keharusan untuk semberip seperti halnya tepak sirih yang ada tepak datang dan tepak menanti. Bahan semberip boleh ada kuningan ataupun perak.”Jelas Diansyah terhadap pertanyaan Susilawati.

Kagiatan ditutup dengan pemberian souvenir tanjak dan sertifikat kepada peserta.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *